Jumat, 10 April 2020

KONSEP ASUHAN NEONATUS , BAYI DAN BALITA


1. KONSEP ASUHAN NEONATUS, BAYI, DAN BALITA 


1.1. ADAPTASI BAYI BARU LAHIR TERHADAP KEHIDUPAN DI LUAR UTERUS 
           Proses adaptasi fisiologi yang dilakukan bayi baru lahir perlu diketahui dengan baik oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, yang bertanggung jawab terhadap Ibu dan bayi baru lahir. Saat lahir, bayi baru lahir harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri. Banyak perubahan yang akan dialarni oleh bayi yang semula berada dalarn lingkungan dalam rahim ke lingkungan luar rahim. Kemampuan adaptasi fisiologi bayi baru lahir disebut juga homeostasis. 
Homeostasis neonatus ditentukan oleh keseimbangan antara maturitas dan status gizi, Kemampuan homeostasis patda neonatus kurang bulan tergantung masa gestasi. Matriks otak belum sempurna, sehingga mudah terjadi perdarahan intrakranial.



a) ADAPTASI SISTEM PERNAFASAN
     Sistem pernafasan adalah sistem yang paling tertantang ketika perubahan dari lingkungan intrauteri ke lingkungan ekstrauteri. Organ yang bertanggung jawab untuk oksigenasi janin sebelum bayi lahir adalah plasenta. Janin mengembangkan otot-otot yang diperlukan untuk bernafas dan menunjukkan gerakan benafas sepanjang TM II dan lll. Cairan yang mengisi mulut dan trakea keluar sebagian. dan udara mulai mengisi saluran trakea. Pernafasan pertama pada bayi baru normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. 

     Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan di dalam. Respirasi pada neonatus biasanya pernafasan diafragmatik dan abdominal, sedangkan frekuensi dan dalamnya belum teratur. Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi atelektasis. Dalam keadaan anoksia neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan metabolisme anaerob. 

PROSES PERNAFASAN PERTAMA
     Nafas aktif pertama menghasilkan rangkaian peristiwa-peristiwa tanpa gangguan yang membantu perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi dewasa, mengosongkan paru dan cairan, menetapkan volume paru neonatus dan karakteristik fungsi paru pada bayi baru lahir, dan mengurangi tekanan arteri pulmonalis. Ketika kepala dilahirkan, lendir keluar dan hidung dan mulut. Banyak bayi baru lahir megap-megap dan bahkan menangis saat itu. 


     Oleh karena itu, pengisapan mulut dan hidung dengan sebuah suction karet tidak diperlukan. Alat penghisap digunakan jika usaha nafas bayi baru lahir berkurang atau ketika mekonium perlu dibersihkan dari jalan nafas. Stimulasi fisik yang dapat dilakukan untuk membantu bayi memulai proses pernafasan awal adalah dengan melakukan rangsangan taktil, seperti mengusap punggung bayi, mengeningkan badan bayi dan menjentikkan dengan lembut telapak kaki bayi. Jangan lakukan stimulasi fisik yang berlebihan pada bayi baru lahir.



B) ADAPTASI SISTEM SIRKULASI PEREDARAN DARAH 
    Aliran darah dan plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem. Tindakan ini meniadakan suplai oksigen plasenta dan menyebabkan terjadinya reaksi-reaksi dalam paru sebagai respons terhadap tarikan nafas pertama. Setelah lahir darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar, yaitu 
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung. 
b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta. 
   Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi/ meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah. 

Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam sistem pembuluh darah: 
a. Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksgenasi ulang. 

b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foramen kanan ini 
dan penurunan pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.

Dalam beberapa saat, perubahan tekanan yang luar biasa terjadi dalam jantung dan sirkulasi bayi baru lahir. Walaupun perubahan ini tidak selesai secara anatomis dalam beberapa minggu, penutupan fungsional foramen ovale dan duktus artenosus terjadi setelah bayi lahir. Sangat penting bagi bidan untuk memahami bahwa perubahan dan sirkulasi janin ke sirkulasi bayi baru lahir secara keseluruhan saling berhubungan dengan fungsi pernafasan dan oksigen yang adekuat. 



C) ADAPTASI SUHU
     Bayi baru lahir memiliki kecenderungan menjadi cepat stres karena perubahan lingkungan karena bayi harus beradaptasi dengan suhu lingkungan yang cenderung dingin di luar. Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dan bayi baru lahir ke lingkungannya, yaitu: 


a. Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi.
Contoh: menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa bayi baru lahir. 


b. Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak.
Contoh: membiarkan bayi terlentang di ruangan yang relatif dingin. 


c. Radiasi
Panas dipancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin.
Contoh: bayi baru lahir dibiarkan dalam keadaan telanjang. 


d. Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembaban udara.
Contoh: bayi baru lahir yang tidak segera dikeringkan dari cairan amnion.


     Untuk itu seorang bidan harus melakukan pencegahan kehilangan panas dengan segera mengeringkan badan bayi dari cairan amnion, menyelimuti bayi, menempatkan bayi pada tempat yang hangat dan jangan menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa bayi. 


D) MEKANISME PENGGUNAAN LEMAK COKLAT
     Sumber termoregulasi yang digunakan oleh bayi baru lahir adalah dengan penggunaan lemak coklat. Lemak coklat berada di daerah interskapula, di sekitar leher, aksila, sekitar pintu masuk toraks, di sepanjang kolumna vertebralis dan sekitar ginjal. 
Panas yang dihasilkan dari aktivitas lipid dalam lemak coklat dapat menghangatkan bayi baru lahir dengan meningkatkan produksi panas hingga 100%. 
Cadangan lemak coklat lebih banyak terdapat pada bayi baru lahir cukup bulan dibandingkan dengan bayi baru lahir prematur, sehingga badan harus lebih menjaga sistem termoregulasi terutama pada bayi baru lahir prematur. Lemak coklat tidak dapat diproduksi kembali oleh bayi baru lahir. Cadangan lemak coklat akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stres dingin. 

E) PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN 

     Pada saat janin masih dalam kandungan melakukan kegiatan menghisap dan menelan pada usia kehamilan aterm, sedangkan refleks gumoh dan batuk baru terbentuk pada saat persalinan. Refleks menghisap dan menelan ASI sudah dapat dilakukan bayi saat bayi diberikan kepada ibunya untuk menyusu. Refleks ini terjadi akibat adanya sentuhan pada langit-langit mulut bayi yang memicu bayi untuk menghisap, serta adanya kerja peristaltik lidah dan rahang yang memeras air susu dan payudara ke kerongkongan bayi sehingga memicu refleks menelan. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan selain ASI masih terbatas. Kemampuan sistem pencernaan untuk mencerna protein, lemak, dan karbohidrat belum efektif. Hubungan oesofagus bawah dan lambung belum sempurna, sehingga sering menimbulkan terjadinya gumoh pada bayi baru lahir apabila mendapatkan ASI yang terlalu banyak, lebih dan kapasitas lambung. 

5) PERUBAHAN SISTEM IMUN 

   Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dan struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.
Berikut beberapa contoh kekebalan alami meliputi:
a. Perlindungan oleh kulit membran mukosa.
b. Fungsi saringan saluran nafas.
c. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.
d. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.
Bayi memiliki beberapa immunoglobulin (Ig) guna meningkatkan sistem imunitas yang disekresi oleh limfosit dan sel-sel plasma. Berikut antibodi yang didapat bayi baru lahir: 


a. Immunoglobulin G (ig G)
   Ig G didapatkan bayi sejak dalam kandungan melalui plasenta dan ibunya. Bayi kurang bulan mendapatkan Ig G lebih sedikit dibandingkan dengan bayi cukup bulan, sehingga bayi kurang bulan lebih rentan terhadap infeksi. Bayi mendapatkan Imunitas dari ibunya ( Imunitas pasif ) dalam jumlah yang bervariasi dan akan hilang sampai usia 4 bulan sesuai dengan banyaknya kuantitas Ig G yang diterimanya. Komponen fungsional yang terkandung dalam Ig G ialah zat anti yang terutama terbentuk pada respon umum sekunder dan merupakan anti bakteri, anti virus dan anti jamur. Segera setelah lahir, bayl akan membentuk sendirli Imunoglobulin G. Berikut ini adalah antibodi Ig G:
1. VIRUS: Rubella, Measles, Mumps, Variola, dan Poliomielitis.
2. BAKTERI: Diphteri, Tetanus, dan antibodi anti staphilokokus. 


b. Immunoglobulin M (IG M)
Ig M tidak mampu melewati plasenta karena memiliki berat molekul yang lebih besar dibandingkan Ig C.
Bayi akan membentuk sendiri Ig M segera setelah lahir (imunitas aktif). Komponen fungsionalnya terbentuk pada respon imun primer, biasanya berhubungan dengan reaksi aglutinasi dan fiksasi komplemen.
Namun Ig M dapat ditemukan pada tali pusat bila ibu mengalami infeksi selama kehamilannya, Ig M kemudian dibentuk oleh sistem imun janin, sehingga bila pada tali pusat terdapat Ig M menandakan bahwa janin mendapatkan infeksi selama kehamilan, seperti TORCH yaitu Toxoplasmosis, Others (Sifilis), Rubella, Cytomegalic, dan Herpes. 


c. Immunoglobulin A (IG A)
Dalam beberapa minggu setelah bayi lahir, bayi akan memproduksi Ig A (imunitas aktif), Ig A tidak dapat ditransferkan dari ibu ke janin. Terbentuknya Ig A pada rangsangan terhadap selaput lendir dan berperan dalam kekebalan terhadap infeksi dalam aliran darah, sekresi saluran pernafasan dan pencernaan akibat melawan beberapa virus yang menyerang daerah tersebut, seperti poliomielitis dan E. coli.